Rabu, 18 April 2012

BUDAYA KEADILAN MENJADI SUATU YANG LANGKA DI JAMAN SEKARANG


“Mengapa jaman sekarang sangat sulit untuk mendapatkan sebuah keadilan yang benar-benar adil?”

Pertanyaan itulah yang menjadi tanda tanya besar dihati saya hingga saat ini. Memang tidak dapat dipungkiri  lagi bahwa Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduknya sudah sering mengalami berbagai macam krisis. Krisis BBM misalnya, krisis ini telah sukses membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Setelah itu krisis air bersih yang membuat jumlah anak kurang gizi kian bertambah setiap tahunnya. Bagaimana tidak!? Mereka minum dari air sungai yang juga dipakai sebagian orang untuk mencuci dan buang air. Menjijikkan memang. Namun itulah realitanya, air yang seharusnya mampu didapatkan secara cuma-cuma malah menjadi sesuatu yang amat sangat mahal dikalangan masyarakat kurang mampu. Namun, bukan hanya krisis BBM dan krisis air bersih saja yang sering dialami oleh rakyat Indonesia, tapi kini krisis keadilan pun mulai merajalela.

Yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan, itulah potret keadilan di Indonesia. Apakah itu yang mereka sebut keadilan? Menjadi sangat ironis ketika mereka mengelu-elukan bahwa Indonesia adalah negara yang bernaung di bawah hukum yang adil dan segala sesuatu sudah diatur oleh hukum. Lalu mengapa seringkali keadilan menjadi sesuatu yang amat komersial. Tak ada uang tak ada keadilan. Kemana sebenarnya keadilan itu? Apakah keadilan masih betah bersembunyi dibalik uang hasil korup para pejabat di negeri ini? Kemudian, apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan kembali keadilan itu? Ingin berdemo, kami justru dianggap sebagai generasi pembangkang dan krisis moral. Mengadu pada wakil rakyat? Bagaimana caranya? Mengirim email? Jangankan email pribadi, situs resmi saja tak ada.Bukannya saya ingin menyudutkan posisi para wakil rakyat ataupun aparat pemerintah lainnya. Saya hanya ingin mengajak mereka untuk sedikit menengok ke bawah, melirik sejenak mereka yang berjuang mati-matian demi sebuah keadilan, tanpa uang dan hanya bermodalkan tekad demi menegakkan keadilan dinegeri yang kaya akan problematika ini. Maka dari itu, marilah kita saling bekerja sama dalam menegakkan kembali tonggak keadilan demi kesejahteraan bersama. Karena suatu perkara/masalah takkan bisa selesai jika hanya satu pihak yang bertindak .
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” mungkin itu mimpi yang hingga sekarang belum terealisasikan. Salah satu sila didalam pancasila yang bermakna keadilan yang merata untuk semua kalangan di dalam masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, mimpi hanyalah tinggal mimpi. Perebutan kekuasaan begitu terlihat, saling tikam dan saling membunuh demi kepentingan pribadi sudah bukan menjadi rahasia umum. “Yang kuat menindas yang lemah”, itulah prinsip pada jaman sekarang.
Keadilan sama sekali tidak merata, para pejabat diberikan pelayanan yang sangat memuaskan, mengunakan fasilitas kelas satu, dan ketika berpergian mereka menggunakan mobil kelas satu pula dengan begitu banyak pengawal yang mengiringinya. Akan tetapi rakyat kelas bawah ditindas, kemiskinan dimana-mana, pendidikan sebagai ajang pencari keuntungan, buruh pabrik hanya menjadi mesin hidup, upah petani dibayar murah, dan usaha kecil “gulung tikar” akibat perdangan bebas.
Lalu kenapa ini dapat terjadi? Dilihat dari sejarah polemik-polemik yang terjadi memang sejak dulu, akan tetapi mulai era Dinasti Soekarno perebutan kekuasaan ini bertambah. Kebijakan-kebijakan yang otoriter membuat hutang indonesia semakin membengkak. Suara-suara dibungkam disana sini. Sekali bersuara melawan pemerintah ditangkap, diculik, bahkan dibunuh.
Hingga sekarang. Walaupun era Soekarno sudah berganti sifat-sifat buruk seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme terus berkembang, bahkan lebih parah. Perdagangan bebas antara Cina dan Asia yang sebenarnya bisa ditunda disahkan secara sepihak. Padahal, pengusaha kecil dan menengah belum siap menghadapi perdagangan bebas.
Pertarungan antara partai-partai besar kian memanas. Saling fitnah, dan menjatuhkan demi kepentingan partai bukan lagi rahasia umum. Korupsi tidak lagi terjadi dikalangan saja, akan tetapi sudah mulai masuk ke kalangan pejabat terkecil seperti RT.
Sebenarnya kekacauan ini dapat dihilangkan jika setiap individu tidak mementingkan nasibnya sendiri. Koruptor harus diberikan hukuman yang berat, jika perlu diberikan hukuman mati. Ketegasan yang pro rakyat harus diwujudkan. Rakyat harus bergerak bersama untuk memajukan bangsa. Pendidikan harus diutamakan, bukan menjadi lahan mencari uang. Dan Pancasila yang katanya ideologi asli Indonesia haruslah ditegakan.

KESIMPULAN :
Menurut saya kita harus melihat diri kita sendiri sebelum kita menilai orang lain kalau dari diri kita sendiri saja udah tidak adil bagaimana nantinya. Anak muda sekarang ini adalah untuk masa depan di negeri kita ini . yang paling saya inginkan itu adalah hukum di Indonesia ini harus lebih di keras kan/ di tegaskan lagi . kalau bisa orang yang memakan uang rakyat (koruptor) itu harus di hukum mati karena seorang koruptor itu lebih keji kerjaannya dari pada maling . karena koruptor tidak hanya mengambil uang 1 orang rakyat saja dia mengambil semua uang rakyat. Orang-orang Di negeri kita ini  seperti koruptor sudah di butakan oleh uang. Semua orang pasti ingin di negeri kita ini semakin maju tetapi kalau orang kita hanya bisanya koruptor saja bagaimana bisa maju.

SARAN :
Saran saya, saya ingin HUKUM di negeri saya yang saya cintai ini di perketat/ di tegaskan lagi dan tidak bisa di bayar oleh uang.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar