“Mengapa jaman
sekarang sangat sulit untuk mendapatkan sebuah keadilan yang benar-benar adil?”
Pertanyaan
itulah yang menjadi tanda tanya besar dihati saya hingga saat ini. Memang tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia
dengan lebih dari 200 juta penduduknya sudah sering mengalami berbagai macam
krisis. Krisis BBM misalnya, krisis ini telah sukses membuat yang miskin
semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Setelah itu krisis air bersih yang
membuat jumlah anak kurang gizi kian bertambah setiap tahunnya. Bagaimana
tidak!? Mereka minum dari air sungai yang juga dipakai sebagian orang untuk
mencuci dan buang air. Menjijikkan memang. Namun itulah realitanya, air yang
seharusnya mampu didapatkan secara cuma-cuma malah menjadi sesuatu yang amat
sangat mahal dikalangan masyarakat kurang mampu. Namun, bukan hanya krisis BBM
dan krisis air bersih saja yang sering dialami oleh rakyat Indonesia, tapi kini krisis
keadilan pun mulai merajalela.
Yang
salah dibenarkan dan yang benar disalahkan, itulah potret keadilan di
Indonesia. Apakah itu yang mereka sebut keadilan? Menjadi sangat ironis ketika
mereka mengelu-elukan bahwa Indonesia adalah negara yang bernaung di bawah
hukum yang adil dan segala sesuatu sudah diatur oleh hukum. Lalu mengapa
seringkali keadilan menjadi sesuatu yang amat komersial. Tak ada uang tak ada
keadilan. Kemana sebenarnya keadilan itu? Apakah keadilan masih betah
bersembunyi dibalik uang hasil korup para pejabat di negeri ini? Kemudian, apa
yang harus kami lakukan untuk mendapatkan kembali keadilan itu? Ingin berdemo,
kami justru dianggap sebagai generasi pembangkang dan krisis moral. Mengadu
pada wakil rakyat? Bagaimana caranya? Mengirim email? Jangankan email pribadi,
situs resmi saja tak ada.Bukannya saya ingin menyudutkan posisi para wakil
rakyat ataupun aparat pemerintah lainnya. Saya hanya ingin mengajak mereka
untuk sedikit menengok ke bawah, melirik sejenak mereka yang berjuang
mati-matian demi sebuah keadilan, tanpa uang dan hanya bermodalkan tekad demi
menegakkan keadilan dinegeri yang kaya akan problematika ini. Maka dari itu,
marilah kita saling bekerja sama dalam menegakkan kembali tonggak keadilan demi
kesejahteraan bersama. Karena suatu perkara/masalah takkan bisa selesai jika
hanya satu pihak yang bertindak .
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” mungkin itu mimpi yang hingga sekarang
belum terealisasikan. Salah satu sila didalam pancasila yang bermakna keadilan
yang merata untuk semua kalangan di dalam masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, mimpi hanyalah tinggal mimpi.
Perebutan kekuasaan begitu terlihat, saling tikam dan saling membunuh demi
kepentingan pribadi sudah bukan menjadi rahasia umum. “Yang kuat menindas yang lemah”,
itulah prinsip pada jaman sekarang.
Keadilan sama sekali tidak merata, para
pejabat diberikan pelayanan yang sangat memuaskan, mengunakan fasilitas kelas
satu, dan ketika berpergian mereka menggunakan mobil kelas satu pula dengan
begitu banyak pengawal yang mengiringinya. Akan tetapi rakyat kelas bawah
ditindas, kemiskinan dimana-mana, pendidikan sebagai ajang pencari keuntungan,
buruh pabrik hanya menjadi mesin hidup, upah petani dibayar murah,
dan usaha kecil “gulung tikar” akibat perdangan bebas.
Lalu kenapa ini dapat terjadi? Dilihat dari
sejarah polemik-polemik yang terjadi memang sejak dulu, akan tetapi mulai
era Dinasti Soekarno perebutan kekuasaan ini bertambah. Kebijakan-kebijakan
yang otoriter membuat hutang indonesia semakin membengkak. Suara-suara
dibungkam disana sini. Sekali bersuara melawan pemerintah ditangkap, diculik,
bahkan dibunuh.
Hingga sekarang. Walaupun era Soekarno
sudah berganti sifat-sifat buruk seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme terus
berkembang, bahkan lebih parah. Perdagangan bebas antara Cina dan Asia yang sebenarnya
bisa ditunda disahkan secara sepihak. Padahal, pengusaha kecil dan menengah
belum siap menghadapi perdagangan bebas.
Pertarungan antara partai-partai besar kian
memanas. Saling fitnah, dan menjatuhkan demi kepentingan partai bukan lagi
rahasia umum. Korupsi tidak lagi terjadi dikalangan saja, akan tetapi sudah
mulai masuk ke kalangan pejabat terkecil seperti RT.
Sebenarnya kekacauan ini dapat dihilangkan
jika setiap individu tidak mementingkan nasibnya sendiri. Koruptor harus
diberikan hukuman yang berat, jika perlu diberikan hukuman mati. Ketegasan yang
pro rakyat harus diwujudkan. Rakyat harus bergerak bersama untuk memajukan
bangsa. Pendidikan harus diutamakan, bukan menjadi lahan mencari uang.
Dan Pancasila yang
katanya ideologi asli Indonesia haruslah ditegakan.
KESIMPULAN
:
Menurut saya kita harus melihat diri kita
sendiri sebelum kita menilai orang lain kalau dari diri kita sendiri saja udah
tidak adil bagaimana nantinya. Anak muda sekarang ini adalah untuk masa depan
di negeri kita ini . yang paling saya inginkan itu adalah hukum di Indonesia
ini harus lebih di keras kan/ di tegaskan lagi . kalau bisa orang yang memakan
uang rakyat (koruptor) itu harus di hukum mati karena seorang koruptor itu
lebih keji kerjaannya dari pada maling . karena koruptor tidak hanya mengambil
uang 1 orang rakyat saja dia mengambil semua uang rakyat. Orang-orang Di negeri
kita ini seperti koruptor sudah di
butakan oleh uang. Semua orang pasti ingin di negeri kita ini semakin maju
tetapi kalau orang kita hanya bisanya koruptor saja bagaimana bisa maju.
SARAN
:
Saran saya, saya ingin HUKUM di negeri saya
yang saya cintai ini di perketat/ di tegaskan lagi dan tidak bisa di bayar oleh
uang.
SUMBER :